KUALA LUMPUR: Juara bertahan, Selangor membawa kelebihan satu gol menjelang aksi timbal balik selepas menang tipis 4-3 ke atas pasukan 'adik', PKNS FC pada perlawanan suku akhir pertama Piala Malaysia di Stadium Shah Alam, Ahad malam.
Skuad Gergasi Merah ternyata bergelut pada perlawanan tersebut sebelum pemain import dari Argentina, Mauro Olivi menjaringkan gol kemenangan untuk skuad kendalian jurulatih sementara, K. Gunalan pada minit ke-85.
Terdahulu, Selangor mendahului 2-1 pada babak pertama perlawanan menerusi jaringan Ugo Ukah pada minit kelima dan Ahmad Hazwan Bakri pada minit ke-24, sebelum Juan Manuel Cobelli mengurangkan defisit jaringan, selang empat minit kemudian.
Bersambung babak kedua, R. Gopinathan menjaringkan gol ketiga untuk Selangor pada minit ke-52, namun PKNS FC bangkit mengikat kedudukan 3-3 menerusi sentuhan penyudah Gonzalo Soto pada minit ke-60 dan Gabriel Miguel Guerra pada minit ke-74.
Dalam pada itu, Negeri Sembilan dan T-Team gagal menggunakan kelebihan beraksi di laman sendiri setelah seri berdepan lawan masing-masing.
Negeri Sembilan seri tanpa jaringan menentang naib juara Piala Malaysia musim lepas, Kedah di Stadium Tuanku Abdul Rahman, Paroi manakala T-Team seri 1-1 berdepan Felda United di Stadium Sultan Ismail Nasiruddin Shah, Kuala Terengganu.
Pada aksi di Kuala Terengganu, Muhammad Safawi Rasid meletakkan T-Team di hadapan menerusi gol seawal minit ketiga perlawanan sebelum Francis Forkey Doe menyamakan kedudukan pada minit ke-51.
Sementara itu, juara dua kali Piala Malaysia Kelantan tewas mengejut 1-2 kepada Polis Diraja Malaysia (PDRM) dalam satu lagi aksi suku akhir pertama di Stadium Sultan Muhammad Ke-IV, Kota Baharu.
Dua gol PDRM dijaringkan Safuwan Baharudin pada minit kelima dan Guilherme de Paula pada minit ke-22, manakala Kelantan meraih gol saguhati menerusi Indra Putra Mahayuddin pada minit ke-14.
Terdahulu, PDRM terpaksa beraksi dengan sembilan pemain setelah K. Reuben dan de Paula dilayangkan kad merah oleh pengadil perlawanan, Fitri Maskon.
Reuben diperintahkan meninggalkan padang selepas mengasari Indra Putra pada minit ke-59, sebelum de Paula menerima nasib yang sama pada minit ke-89 kerana dikatakan sengaja melengahkan perlawanan.
Kesemua aksi suku akhir kedua Piala Malaysia dijadual berlangsung 17 September ini.
Laga persahabatan antara Tim Kepala Daerah dan Forkopimda melawan Tim Kepala Desa (Kades)/Kepala Dusun (Kadus) Deliserdang di Stadion Baharuddin Siregar, Lubuk Pakam, turut mewarnai Penguatan Kerja Sama Antara Pemko Medan dengan Pemkab Deliserdang di Gedung Pertemuan Pemkab Deliserdang, Rabu (28/12). Dalam laga yang berlangsung seru dan ketat tersebut, Wali Kota Medan Bobby Nasution berhasil mencetak satu gol. Tampil dengan mengenakan kostum bernomor punggung 10, orang nomor satu di Pemko Medan ini memperkuat Tim Kepala Daerah dan Forkompimda. Sejak wasit meniup peluit tanda kick off dimulai, kedua tim langsung tampil ngotot dan silih berganti melakukan penyerangan untuk mencetak gol. Tim Kepala Daerah dan Forkopimda sempat unggul dua gol melalui Dandim 0204/DS Letkol Czi Yoga Febrianto dan Kapolres Deliserdang Kombes Pol Irsan Sinuhaji. Namun Tim Kades/Kadus berhasil memperkecil kekalahan setelah mencetak satu gol balasan. Tak lama berselang Bobby Nasution berhasil memperbesar kemenangan menjadi 3-1 lewat kerjasama yang apik di kotak penalti. Keunggulan ini bertahan hingga babak pertama berakhir. Di babak kedua, Tim Kepala Daerah sempat menurunkan ritme permainan karena merasa telah unggul dengan selisih dua gol. Hal itu dimanfaatkan Tim Kades/Kadus untuk meningkatkan serangan. Hasilnya tidak sia-sia, Tim Kades/Kadus berhasil mengejar ketinggalan dan menyamakan kedudukan menjadi 3-3. Bahkan, berhasil berbalik unggul menjadi 4-3 hingga injury time. Tim Kepala Daerah dan Forkopimda langsung tersentak dan langsung melakukan pergantian pemain dengan memasukkan salah seorang camat guna menambah daya gedor. Hasilnya tidak sia-sia, Tim Kepala Daerah dan Forkopimda berhasil menyamakan kedudukan menjadi 4-4. Hasil imbang ini bertahan hingga pertandingan berakhir. Usai pertandingan Bobby Nasution pun mengucapkan terima kasih atas digelarnya laga persahabatan ini. "Selain mendukung kesehatan dan kebugaran, pertandingan persahabatan ini juga semakin mempererat tali silaturahmi dan rasa kebersamaan," kata Bobby Nasution. Sumber : Prokopim Kota Medan
Jakarta (ANTARA) - Pemain timnas Indonesia yang memperkuat FC Copenhagen, Kevin Diks, mencetak satu gol saat membawa timnya meraih kemenangan pertama di Liga Konferensi Eropa (UECL).
Gol Diks membawa Copenhagen menang dengan skor 2-1 atas tuan rumah Dinamo Minsk dalam laga keempat UECL di Stadion Mehdi Huseynzade, Azerbaijan, Kamis malam waktu setempat atau Jumat dini hari WIB.
Diks mencetak gol terakhir melalui titik putih setelah kedua tim bermain imbang 1-1 saat gol Mohamed Elyounoussi (6') disamakan oleh pemain Dinamo Raymond Adeola (13').
Eksekusi penalti Diks tercipta pada menit ke-55 yang sukses menipu kiper Dinamo yang bergerak ke arah yang salah. Ini adalah gol kedelapan musim ini untuk Copenhagen sekaligus menjadi gol ke-34-nya di kariernya sebagai pemain bertahan.
Pada laga itu, pemain 28 tahun itu diturunkan oleh pelatih Jacob Neerstup sebagai bek kiri dalam formasi 4-2-3-1. Di barisan pertahanan, Diks bermain bersama Pantelis Hatzidiakos, Gabriel Pereira, dan Giorgi Gocholeishvili.
Baca juga: Awal yang berat bagi Kevin Diks bersama timnas Indonesia
Selain menciptakan satu gol, berdasarkan catatan Sofascore, pria kelahiran Apeldoorn, Belanda itu juga sukses mencatatkan satu sapuan, 106 sentuhan, 96 umpan dengan akurasi 92 persen, satu umpan kunci, tujuh umpan lambung sukses, satu kemenangan duel udara, dan satu tembakan tidak tepat sasaran.
Kemenangan ini membawa Copenhagen naik ke posisi ke-19 klasemen sementara UECL dengan lima poin dari empat pertandingan, selisih tujuh poin dari Chelsea di puncak klasemen yang baru menang 2-0 atas Heidenheim.
Setelah rampung melakoni laga UECL, Copenhagen akan melakoni laga lanjutan di Liga Denmark untuk mempertahankan puncak klasemen melawan Nordsjaelland di Stadion Parken pada Selasa (3/12) pukul 01.00 WIB.
Baca juga: Legia Warszawa masih sempurna, Fiorentina menang tipis
Pewarta: Zaro Ezza SyachniarEditor: Junaydi Suswanto Copyright © ANTARA 2024
21 Mei 2017 menjadi hari yang spesial bagi para pemain akademi Manchester United. Saat itu, Jose Mourinho memberikan kesempatan bagi beberapa dari mereka untuk tampil pada pekan terakhir Premier League 2016/2017 melawan Crystal Palace. Dari 11 pemain yang tampil saat itu, dua di antaranya berstatus debutan.
Salah satu debutan yang beruntung adalah Josh Harrop. Oleh Jose Mourinho ia diturunkan sebagai winger di sebelah kiri dalam formasi 4-3-3 yang digunakan. Ia bersanding dengan Wayne Rooney dan Jesse Lingard di lini depan untuk memborbardir gawang dari Wayne Hennessey.
“Dia (Mourinho) bertanya kepada saya apakah saya siap dan ingin bermain. Saya tidak tahu apa dia serius atau tidak, jadi saya hanya bisa berkata kalau saya siap dan saya ingin memanfaatkan kesempatan saya,” kata Harrop.
“Lalu dia berkata, ‘Ok, kamu akan mendapatkannya. Aku (Mourinho) akan memainkanmu.’ Saya menyimpannya rapat-rapat dalam diam sampai hari jelang pertandingan. Saya kemudian memberi tahu ibu, ayah, dan saudara perempuan saya.”
Debut Harrop sendiri berlangsung bagus. Ia bermain full 90 menit. Yang lebih hebat lagi, ia menandai pertandingan debutnya dengan satu gol cantik pada babak pertama. Menerima umpan Paul Pogba, Harrop melakukan cut inside sebelum melepaskan sepakan yang tidak bisa dijangkau Hennessey.
Perjudian yang Belum Membuahkan Hasil
Divisi Championship ternyata tidak seperti yang dibayangkan Harrop sebelumnya. Alih-alih bersinar seperti Tammy Abraham, Mason Mount, atau Jack Grealish, Harrop justru sulit untuk bersinar dan menancapkan kukunya untuk menjadi pemain muda potensial.
Perjudiannya saat ini belum membuahkan hasil. Musim pertamanya bersama Preston, Harrop memang bermain 39 kali di dua kompetisi (Championship dan Piala FA). Akan tetapi, ia hanya membuat empat gol dan satu asis saja. Setengah dari jumlah penampilannya di liga ia lakoni sebagai pemain pengganti. Hanya 11 kali ia menjadi starter.
Nasibnya bahkan lebih parah pada musim ini. Ia hanya bermain 11 kali saja dan tidak ada gol maupun asis yang diberikan Harrop. Dalam dua laga terakhirnya, Harrop hanya bermain tiga menit saja. Musimnya bahkan sudah berakhir pada bulan Oktober ketika ligamen lutunya rusak dan mengalami cedera yang cukup serius.
“Dia absen tujuh bulan. Dia hancur, begitu juga kami yang hancur. Josh kesal karena dia tahu itu cedera yang buruk. Para pemain di ruang ganti, staf, dan semua orang di klub akan selalu mendukungnya dan memberinya perawatan yang terbaik untuknya,” kata Alex Neill, manajer Preston.
Jika berkaca dari ucapan Alex, maka Mei ini menjadi bulan terakhir Harrop menjalani pemulihan. Musim depan adalah saatnya ia untuk kembali mencapai puncak permainannya. Trauma sudah pasti memengaruhi mentalnya. Hal ini yang harus dibuang oleh Harrop apabila ia ingin mewujudkan mimpinya untuk bisa bermain lagi di Premier League.
Jangan sampai hingga akhir kariernya nanti, Harrop akan selalu dikenang sebagai pemain yang hanya tampil satu kali dan mencetak satu gol saja di Premier League seperti Aidan Newhouse, Gary Bull, dan Chris David, tiga pemain yang hanya bermain satu kali dan mencetak satu gol saja di Premier League.
One-hit wonders Manchester United
Akan tetapi, itulah penampilan pertama dan satu-satunya Josh Harrop bersama Setan Merah. Saat namanya sukses mengambil hati para penggemar United yang haus akan pemain akademi potensial, Harrop secara mengejutkan memutuskan pindah. Mencari pengalaman di tempat lain menjadi alasan dirinya memutuskan hengkang di saat United ingin memberinya kontrak tiga tahun.
“Mereka (United) menawarkan saya kontrak tiga tahun tetapi sebelum pertandingan melawan Palace, saya sudah berpikir untuk mengambil kesempatan di tempat lain, pergi dan bermain untuk membuktikan diri,” kata Harrop.
Jika melihat komposisi skuad United saat itu, kecil kemungkinan bagi pemain kelahiran Stockport tersebut untuk mendapatkan tempat di tim inti. United saat itu masih punya Paul Pogba, Juan Mata, Henrikh Mkhitaryan, dan Jesse Lingard, yang memiliki peranan serupa dengan Harrop yaitu sebagai attacking midfielder dan second striker.
“Saya tidak ingin tinggal lama di satu klub. Saya masih mudah dan baru berusia 22 tahun. Mudah-mudahan saya bisa membuat langkah itu dan mencetak banyak gol di Premier League,” ujarnya.
Preston North End kemudian menjadi pilihan bagi Harrop mengembangkan kariernya. Ia dikontrak selama empat tahun oleh kesebelasan yang musim ini finis pada peringkat 14 divisi Championship.
Menurut jurnalis dari The Guardian, Ben Fisher, selain tipisnya peluang bermain di tim inti Manchester United, keputusan Harrop untuk pindah ke kesebelasan Championshop adalah karena kompetisi di sana memungkinkan para pemain muda sepertinya untuk bersinar. Saat itu, nama-nama seperti Tammy Abraham, Tom Lawrence, dan John Swift, bersinar ketika bermain di level kedua. Hal ini yang membuat Harrop ingin mengikuti jejak ketiganya. Bermain di level bawah, bersinar, sebelum kemudian bisa kembali bermain di Premier League.
“Ada beberapa pemain di luar sana yang memilih berkarier di Championship Division dan melakukannya dengan baik. Kompetisi itu bisa menjadi rute bagi saya. Pengalaman menjadi alasan saya untuk pergi dan saya yakin kalau ini adalah keputusan yang tepat. Kompetisi Championship sangat berbeda dibandingkan dengan tim U-23,” kata Harrop.