Tidak hanya senapan serbu, pistol terbaik buatan Rusia juga sangat beragam. Foto: ist
punya banyak sekali senjata mematikan. Mulai dari nuklir, rudal, tank Malka, bahkan
. Nyatanya, pistol buatan Rusia yang merupakan senjata paling praktis untuk dibawa, tak kalah mematikan dibandingkan senapan AK47 rancangan Mikhail Kalashnikov.
Nah, ini adalah daftar
buatan Rusia terbaik sepanjang masa:
Pistol Makarov dibuat untuk menggantikan pistol semi otomatis TT-33. Namun, menggunakan katrid 9mm dibandingkan katrid 7,62x25mm. Karakteristik pistol ini lebih ringan dan lebih kecil dari TT-33. Senjata ini dipilih oleh Uni Soviet hingga 1991. Namun, senjata itu dihapus pada masa keruntuhan Soviet.
Makarov sudah umum dan murah. Harganya mulai USD50 hingga USD450, memiliki performa sangat baik.
TT-30 /TT-33 atau yang lebih dikenal dengan Tokarev merupakan sebuah pistol legendaris yang menggunakan 20 peluru. Pistol ini dikembangkan pada awal 1930 dan digunakan oleh Soviet hingga 1952.
Sempat tergantikan oleh Makarov, Tokarev akhirnya digunakan di lebih 30 negara di seluruh dunia. Menggunakan peluru 7,62 x 25 mm, pistol ini dapat menembakkan peluru kaliber 7,63 mm Mauser. Belakangan ini dibuat juga versi yang menggunakan peluru 9mm Parabellum.
Pistol ini dirancang oleh Igor Stechkin dan Boris Avramov pada 1993 sebagai PSA. Nama itu diambil dari dua orang yang merupakan perancang senjatanya, yakni Stechkin dan Avramov. Pistol tersebut dibuat untuk menggantikan Makarov, tetapi akhirnya dihilangkan.
OTS 27I sempat dipresentasikan ke beberapa perusahaan dan muncul di berbagai pameran dagang.
Pistol ringan yang dikenal mematikan dan terkuat di dunia. GSH-18 memiliki bobot sangat ringan. Ini menjadi salah satu pistol terkuat di Rusia saat ini yang menggantikan pistol Makarov di sejumlah unit pasukan keamanan.
Militer Rusia pada awal 2000an berupaya mencari pistol baru yang ringan dan elegan yang lebih kuat dari Makarov dan dapat disembunyikan di balik baju. Oleh karenanya, produsen senjata Rusia berupaya membuat GSH-18 ini sehingga akhirnya pistol tersebut dimiliki oleh semua unit militer Rusia dan menjadi pistol favorit petugas keamanan Rusia.
Tank tempur T-90S menjadi salah satu senjata buatan Rusia yang laris di dunia. Foto/Vitaly V Kuzmin
- Rusia dikenal sebagai negara dengan kekuatan militer yang disegani di dunia. Negara yang saat ini dipimpin Presiden Vladimir Putin mempunyai sejumlah senjata yang merupakan buatannya sendiri.
Senjata yang diproduksi Rusia menampilkan sejumlah kecanggihan. Maka tak heran, negara-negara lain membeli senjata buatan Rusia.
Hingga akhirnya senjata buatan Rusia laris manis di pasaran dunia. Berikut senjata buatan Rusia yang laris di dunia.
AK-47 merupakan akronim dari Avtomat Kalashnikova, sedangkan 47 merujuk pada tahun 1947. Senjata yang dirancang oleh Mikhail Timofeyevich Kalashnikov ini mempunyai ukuran kecil dengan jangkauan yang pendek.
AK-47 menggunakan peluru kaliber 7,60 x 39 mm. Selain dipakai oleh militer profesional, AK-47 juga digunakan oleh kelompok perlawanan hingga revolusioner.
Saat ini, AK-47 adalah senjata buatan Rusia yang paling laris di dunia. Pada awalnya, senjata AK-47 mempunyai berat 4,3 kilogram.
Namun kini dibuat dengan bobot lebih ringan, yakni 3,6 kilogram. AK-47 dikenal karena biaya produksinya yang tidak mahal serta kemampuannya di kondisi ekstrem.
Liputan6.com, Jakarta - Permainan nekat ini melekat dengan nama Rusia, padahal sebenarnya sama sekali tak ada hubungannya dengan Negeri Beruang Merah tersebut. Semua itu bermula dari sebuah artikel majalah dari luar negara itu yang menyebut Russian roulette atau Rolet Rusia.
Russian roulette adalah sebuah permainan maut menggunakan pistol revolver. Permainan ini dimulai dengan mengeluarkan satu buah peluru atau lebih dari silinder pistol.
Silinder tersebut diputar secara acak, kemudian revolver ditodongkan pada diri sendiri, kemudian pelatuk pun ditarik. Hanya keberuntungan yang dapat menyelamatkan sang pemain dari kematian, yakni ketika pelatuk tidak memicu proyektil peluru.
Seperti dikutip dari RBTH Indonesia, Sabtu (23/9/2017), prosa Russian roulette pertama kali muncul pada 1937 di salah satu artikel tulisan Georges Surdez yang dimuat dalam majalah Collier’s Weekly.
Artikel tersebut membahas sebuah hiburan maut yang dilakukan oleh para tentara legiun asing Prancis untuk mengobati rasa bosan saat bertugas di Afrika Utara.
Dalam artikel tersebut, Surdez mengutip surat seorang tentara bayaran Jerman yang menceritakan perbincangannya dengan seorang sersan asal Rusia, yang pernah bertugas di Rumania pada 1917.
"Saat terjadi revolusi di Rusia, para perwiranya --melihat semua yang ada di sekitar mereka hancur lebur-- menganggap mereka tidak hanya kehilangan gengsi, uang, keluarga dan negara, tapi juga kehormatan mereka di depan para sekutu," demikian petikan tulisan dalam artikel itu.
"Lalu beberapa dari tentara Rusia tersebut, tanpa panjang lebar, mengeluarkan pistol revolver miliknya, di mana saja --di meja, kafe, di hadapan teman-- lalu mereka mengambil sebuah peluru dari silinder revolver, memutar silinder itu secara acak dan mengarahkan ujung pistol tersebut ke kepalanya sendiri, kemudian menekan pelatuknya."
"Lima dari enam tembakan kemungkinan akan meledakan kepala tentara tersebut. Kadang itu terjadi, dan kadang tidak," demikian sambungan kutipan tulisan itu.
Keanehan Tentang Asal-Usul Russian Roulette
Fakta mengenai hal yang tertulis dalam artikel Collier's Weekly diragukan oleh para pengamat sejarah militer Rusia, terutama terkait "Lima dari enam tembakan".
Pada 1917, tentara kekaisaran Rusia sudah menggunakan pistol revolver Nagant yang berisi tujuh peluru. Sedangkan pistol revolver enam peluru Smith & Wesson kala itu sudah mulai ditinggalkan.
Keanehan lain adalah kekuatan dan jumlah tentara Rusia-Rumania pada 1917 jauh lebih kecil dibanding kekuatan blok Sentral.
Bila memang benar-benar ada permainan Russian roulette di kalangan tentara Rusia, seharusnya tentara Negeri Beruang Merah sudah jauh-jauh hari hilang dari peperangan di Rumania tersebut.
Namun, yang menjadi masalah utama dari cerita itu adalah tidak adanya bukti otentik, baik berupa dokumen tertulis ataupun memoar yang dapat membuktikan keberadaan permainan Russian roulette dalam dunia militer kerajaan Rusia, baik pada peperangan di Rumania maupun di tempat lain.
Surdez sendiri tidak merasa keberatan ketika ia dinobatkan sebagai pencipta Russian roulette.
Sebelum kemunculan artikel tersebut, permainan semacam itu tidak pernah ada, bahkan di Amerika Serikat sekalipun, yang terkenal dengan kultus pistol revolver mereka. Meski demikian, artikel Surdez tetap memikat hati publik dan dicetak ulang di banyak ulasan media ternama AS.
Delapan bulan setelah itu, seorang pria AS bernama Thomas Markley bunuh diri dengan melakukan Russian roulette pada hari ulang tahunnya. Itu adalah pertama kalinya kejadian nyata Russian roulette memakan korban jiwa di AS dan tercatat dalam sejarah.
Sekarang ini sudah ada sekitar 50 kasus kematian akibat Russian roulette di AS.
Sementara, statistik serupa tidak pernah tercatat di Rusia, bahkan di internet pun kita tidak dapat mengingat atau pun menemukan informasi mengenai kasus kematian akibat Russian roulette yang terjadi di Rusia.
Seorang pengamat asal Kanada Ivan Kachanovskiy menyatakan Russian roulette menduduki urutan kedua (setelah mafia Rusia), dalam daftar stereotip yang membekas pasca-era Uni Soviet yang paling populer di dunia. Padahal mungkin saja seharusnya Russian roulette lebih cocok disebut sebagai American roulette.
tvOnenews.com - AK-47 adalah sebuah senapan serbu buatan Soviet yang mungkin menjadi senjata yang paling banyak digunakan di dunia. Inisial AK singkatan dari Avtomat Kalashnikova, bahasa Rusia untuk Kalashnikov Otomatis yang menunjukkan Mikhail Timofeyevich Kalashnikov, perancang senjata AK ini. AK ini dibuat tahun 1947.
Sejak digunakan secara resmi oleh militer Soviet tahun 1949, AK-47 diakui mudah dioperasikan, tangguh, dapat diandalkan dalam kondisi sulit, dan dapat diterima untuk produksi massal. AK-47 dapat menembak dengan semi-otomatis dan otomatis. AK-47 diproduksi dalam dua desain dasar, satu dengan popor kayu dan yang lainnya, ditunjuk AKS, dengan popor logam lipat.
Mulai tahun 1959, AK-47 digantikan dalam layanan Soviet lini pertama oleh AKM, versi modern yang dilengkapi dengan pemandangan jarak jauh dan suku cadang produksi massal yang lebih murah, termasuk penerima lembaran logam yang dicap dan popor kayu lapis dan pegangan ke depan.
Berbagai masalah kemudian diselesaikan dan AKM digantikan oleh AK-47, yang mengadaptasi desain dasar Kalashnikov ke putaran 5,45 mm yang lebih kecil dengan kecepatan moncong yang lebih tinggi dari 900 meter per detik. Versi selanjutnya dari AK-74, AK-74M, adalah senjata infanteri utama tentara Rusia hingga abad ke-21.
Terlepas dari keuntungan mereka yang jelas, AK-47 dan AKM dianggap oleh militer Soviet memiliki masalah dengan akurasi, terutama karena kekuatan mundur yang dihasilkan oleh putaran 7,62 mm yang kuat dan kekuatan lain yang dikenal sebagai blowback yang dihasilkan oleh mekanisme internal senjata yang berat.
Halaman Selanjutnya :
Senapan serbu Kalashnikov tetap menjadi senjata dasar banyak tentara yang pernah memiliki hubungan politik dan militer dengan Uni Soviet, dan mereka telah lama menjadi senjata favorit bagi banyak gerakan gerilya dan nasionalis di seluruh dunia.
Thêm bài hát vào playlist thành công
The Semi-Auto Pistol is a weapon in Mafia: Definitive Edition.
The weapon holds 7 rounds, and the player can carry an additional 21, for a total of 28 rounds. It occupies the one-handed weapons slot in the weapons wheel.
The weapon becomes available from Vincenzo's Armory in the beginning of "Better Get Used to It" onward. In Free Ride, it becomes available after completing "Ordinary Routine".
The Semi-Auto Pistol is based on the Colt M1911A1, which was among the most popular handguns of its time due to its excellent firing rate, accuracy, and reliability.
Tommy holding a Semi-Auto Pistol in prerelease screenshot
Pistol mitraliur (bahasa Inggris: submachine gun, biasa disingkat SMG) adalah sebuah senjata api yang menggabungkan kemampuan menembak otomatis senapan mesin dengan amunisi pistol. Konsep senjata api seperti ini pertama kali dicoba pada tahun 1900-an, yaitu pistol yang diberi popor dan menembak secara otomatis.
Rancangan yang sungguh-sungguh baru muncul pada akhir Perang Dunia I, sebagai pengembangan dari pistol berpopor sebelumnya, dan untuk digunakan pada perang parit. Pistol mitraliur mulai banyak digunakan pada Perang Dunia II, sebagai senjata untuk prajurit garis depan dan pasukan khusus. Saat, pistol mitraliur banyak digunakan oleh satuan polisi dan satuan paramiliter. Pistol mitraliur sangat cocok untuk digunakan pada pertempuran jarak dekat di perkotaan, di mana kemampuan menghujani peluru ke target lebih penting dari jarak jangkauan dan akurasi. Pistol mitraliur juga dibuat populer pada tahun 1920-an dan 30-an sebagai senjata mafia, khususnya pistol mitraliur Thompson, yang dikenal dengan julukan "Tommy Gun". Sejak saat itu, popularitas Tommy Gun sebagai senjata mafia mendorong maraknya penggunaan pistol mitraliur dalam tindakan kriminal seperti gangster, sindikat narkoba dan terorisme. Pistol mitraliur populer di kalangan kelompok kriminal dan gerilyawan di berbagai belahan dunia karena ukurannya yang relatif lebih kecil dibandingkan senapan serbu.
Pistol mitraliur muncul pada akhir Perang Dunia I. Dan pistol mitraliur ditempa oleh kerasnya pertempuran di peperangan parit, yang telah menjadi pertempuran yang konyol dan brutal, menggunakan pistol, granat, bayonet, sampai alat gali yang ditajamkan.
Italia adalah negara pertama yang mengembangkan senjata tipe pistol mitraliur, dengan julukan Villar Perosa. Diperkenalkan pada tahun 1915, senapan ini sering dianggap sebagai pistol mitraliur pertama karena menembakan peluru pistol 9 mm Glisenti. Senapan ini sebenarnya dikembangkan untuk dipakai senjata pesawat terbang, tetapi akhirnya sampai ke tangan infanteri, untuk digunakan sebagai senjata jarak dekat dan sebagai senapan mesin ringan. Desain unik ini akhirnya dikembangkan menjadi pistol mitraliur tradisional, Beretta M1918.
Tapi pistol mitraliur yang pertama adalah senapan buatan Jerman, Bergmann MP18, walaupun Beretta 1918 sudah dipakai duluan sebelum MP18, MP18 sudah menjalani tes prototip sejak tahun 1916. Desain Bergmann dibuat khusus sebagai pistol mitraliur, dengan popor khusus pistol otomatis, dan menggunakan peluru 9mm Parabellum dengan magazen keong.
Pistol mitraliur Thompson juga sedang dikembangkan pada waktu yang sama dengan desain Bergmann dan Beretta, tetapi pengembangan ditunda ketika Amerika Serikat dan si perancang senjata ikut memasuki perang. Desain Thompson baru diselesaikan setelahnya, dengan desain mekanisme yang berbeda dari Beretta 1918 dan MP18, tetapi terlambat menjadi pistol mitraliur desain khusus pertama yang dipakai di medan perang, karena Perang Dunia I sudah usai.
Pada masa di antara perang, pistol mitraliur terkenal menjadi senjata mafia, yaitu gambaran ikonik gangster dengan jas panjang menembakan pistol mitraliur Thompson dengan magazen drum. Ini sempat mengakibatkan beberapa perencana militer untuk menghindari dipakai pistol mitraliur. Tapi akhirnya pistol mitraliur secara bertahap diterima oleh militer, dengan sejumlah negara merancang desain masing-masing, mulai tahun 1930-an.
Uni Soviet mengembangkan PPD-34 dan PPD-38, Prancis mengembangkan MAS-35 menjadi MAS-38. Jerman memperbarui MP18 menjadi MP28/II dan MP34. Dan pada akhirnya Nazi Jerman mengadopsi MP38, yang uniknya, tidak memakai bagian-bagian dari kayu. Italia juga banyak memperbaiki desain mereka, dengan tujuan utama mengurangi biaya produksi, serta memperbaiki kualitas dan berat.
Pada awal Perang Dunia II, dalam invasi Nazi Jerman ke Polandia, produksi MP38 baru dimulai dan baru beberapa ribu yang dipakai, tetapi pistol mitraliur ini ternyata sangat digemari, khususnya dalam pemakaiannya di perkotaan. Dari desain MP38, dirancanglah pistol mitraliur serupa, yaitu MP40, yang lebih aman dan lebih murah untuk diproduksi. MP40 dirancang untuk menggunakan alumunium, dan berhasil dibuat lebih ringan dari MP38 karena memakai besi cetak yang lebih ringan dari besi machined.
Inggris pada awalnya mengadopsi pistol mitraliur Lanchester yang merupakan tiruan dari MP28/II Jerman. Tapi karena tingginya biaya yang dibutuhkan serta lamanya waktu produksi, Inggris merancang pistol mitraliur mereka sendiri, yaitu Sten. Saking murah dan mudah diproduksinya Sten, pada akhir Perang Dunia II Jerman juga meniru rancangan Sten dan membuat tiruannya, yang diberi nama MP 3008.
Amerika Serikat beserta sekutunya memakai pistol mitraliur Thompson, yaitu versi M1, yang sedikit lebih sederhana dari versi awal, dan menggunakan magazen box. Tapi pistol mitraliur Thompson masih termasuk mahal untuk diproduksi, dan pada tahun 1942 Amerika mengadopsi pistol mitraliur M3 "Grease gun", diikuti versi M3A1 pada tahun 1944. Pistol mitraliur M3 tidak lebih efektif, tetapi lebih murah karena terbuat dari besi cetak.
Pada akhir Perang Dunia II, pihak yang paling banyak memakai pistol mitraliur adalah Uni Soviet, bahkan ada batalyon dan divisi yang hanya dipersenjatai pistol mitraliur saja. PPSh-41 buatan Uni Soviet terkenal karena rata-rata tembakannya yang sangat tinggi dibanding pistol mitraliur lain pada era Perang Dunia II (900 peluru/menit). Karena ditangan seorang prajurit tak berpengalaman sekalipun, seperti prajurit wamil dan partisan di daerah pendudukan Nazi di Eropa Timur dan Balkan, banyaknya jumlah peluru yang ditembakan bisa membuatnya sangat mematikan. Ini salah satu faktor yang nanti akan mengakibatkan dikembangkannya senapan serbu.
Setelah Perang Dunia II, pemakaian pistol mitraliur di satuan militer mulai berkurang. Pistol mitraliur mulai digantikan oleh senapan serbu, yang merupakan penengah antara pistol mitraliur dengan senapan tempur. Dan pistol mitraliur hanya secara terbatas dipakai oleh pasukan khusus, kru tank dan pesawat, dan satuan anti-teroris.
Pistol mitraliur juga masih banyak dipakai pada konflik-konflik bersenjata pada masa Perang Dingin oleh para gerilyawan dan partisan seperti Vietcong pada masa Perang Vietnam.
Pistol mitraliur masih banyak dipakai oleh satuan kepolisian dan anti-teroris, tetapi dengan dikembangkannya rompi anti-peluru yang semakin kuat dan canggih, mereka pun mulai banyak beralih memakai senapan serbu dan karabin yang lebih pendek. Tetapi pistol mitraliur juga sudah mulai berkembang, pistol mitraliur modern seperti FN P90 dan HK MP7 dibuat untuk menggunakan peluru yang merupakan campuran antara peluru pistol dengan peluru senapan laras panjang, yang diharapkan bisa memiliki daya tembus dan jangkauan yang lebih baik. Jenis senjata seperti ini juga kerap disebut Personal Defence Weapon (PDW).
Di Indonesia, pistol mitraliur mulai dipakai pada masa Perang Kemerdekaan Indonesia. Umumnya senjata ini diperoleh setelah terjadi pertempuran, di mana pistol mitraliur yang tertinggal diambil untuk tambahan senjata. Pistol mitraliur yang banyak dipakai adalah Sten (khusus buatan ke-2 dan ke-3), Carl Gustav M/45 buatan Swedia, pistol mitraliur Owen buatan Australia, Thompson, dan Bergmann MP18. Pistol mitraliur tersebut terbukti ampuh dalam setiap pertempuran melawan tentara Belanda sampai masa penyerahan kedaulatan RI tahun 1949. Kini pemakaian pistol mitraliur hanya dibatasi untuk pasukan khusus saja.