Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,
Sudah dua Minggu ini teman saya, Mas Dahlan yang berasal dari Purwokerto ikut main gaple di pos ronda sambil begadang. Ia bilang, rasanya gatal bila diam di rumah semalaman tapi tidak ngapa-ngapain. Sekaligus, ia ikut main gaple untuk beradaptasi dengan warga sekitar. Sebab, ia baru pindah kontrakan dari Kecamatan Kadungora ke tempat tinggal saya, Desa Haruman.
Saat Mas Dahlan bermain gaple, ia kebingungan oleh istilah-istilah main gaple yang sering kali diucapkan oleh dua teman saya lainnya. Mulai dari istilah kartu toronton, sapat, nenggar cadas, dan lain-lain. Mendengar istilah-istilah itu, Mas Dahlan sering protes pakai bahasa Jawa ngapak, “Ngomong opo to kowe iki?” Tentu saja, kami menertawakan gaya bicaranya itu.
Jujur, sebenarnya agak sulit untuk mengartikan istilah-istilah main gaple orang Sunda ke dalam bahasa Indonesia. Terlebih, ketika saya nyari referensi di Google, belum ada artikel yang membahasnya. Namun, setelah saya berkontemplasi seharian, akhirnya saya berani mencoba untuk mengartikannya.
Nah, istilah-istilah di bawah ini, saya pikir bakal berguna bagi teman-teman yang nantinya merantau ke tanah Sunda, lalu tiba-tiba pengin ikutan main gaple.
Kartu gaple terdiri dari 28 kartu. Setiap kartu terdapat dua sisi angka dari 0-6. Dalam permainan gaple, terdiri dari empat orang pemain. Setiap satu pemain diberi tujuh kartu. Di kartu gaple, ada yang namanya balak alias satu kartu yang mempunyai angka kembar di dua sisi. Contohnya, kartu 1-1 disebut balak satu, kartu 2-2 disebut balak dua dan seterusnya.
Kartu 6-6 alias balak enam, orang Sunda menyebutnya sebagai kartu toronton. Asal-usul disebut kartu toronton karena balak enam itu kartu yang angkanya paling besar, seperti betapa besarnya mobil tronton.
Nah, kalau misalnya kalian lagi main gaple bareng kami, lalu mendengar kalimat, “Halig euy toronton di saha, euy?” (Awas euy balak enam dari siapa, euy?) maka siap-siap saja kartu toronton itu bakal digencet sampai dipaehan (dimatiin).
Untuk memahami istilah “cusss!” saya akan mengawalinya begini. Kan, di awal main gaple itu kartu 1-1 dikeluarkan dulu, terus misalnya pemain kedua melemparkan kartu 1-3, dilanjutkan lagi oleh pemain ketiga dengan melemparkan kartu 3-2, sehingga kartu yang tersusun menjadi 1-1-1-3-3-2. Nah, kalau kartu kita tidak punya angka 1 dan 2 untuk melanjutkan susunan berikutnya maka bilang aja “cusss!” Atau, untuk mempermudahnya, bilang aja “Lewaaat!”
Waini, istilah yang bikin Mas Dahlan geleng-geleng kepala. Istilah “buntutan” biasanya kami ucapkan sebelum terjadi “gapleh” yang berarti sebelum diadakan perhitungan atau sebelum permainan selesai. Kami sering kali mengatakan, “Sok eta buntutan!”
Istilah “buntutan” ini digunakan agar permainan terjadi gapleh. Sehingga, kartu-kartu yang dilemparkan harus membentuk kode agar cepat terjadi gapleh. Kalau pemain kelamaan mikir padahal salah satu pemain sudah bilang, “Buntutan euy!” siap-siap aja mendengar kata “Lilaa” alias lama.
Pertama kali ikut main gaple, Mas Dahlan kaget saat saya mengatakan, “Ajig malitek”. Istilah “malitek” biasanya digunakan ketika kartu yang kita miliki udah optimis bisa menyelesaikan permainan dengan cepat, tapi malah salah perhitungan. Pemain lain bakal bilang, “Awas malitek, euy” hal ini dikarenakan terlalu asyik bisa melewati teman sebelah. Sehingga, ujung-ujungnya nepok jidat. Bahkan, kadang-kadang gara-gara istilah “malitek” ini kita sendiri yang nantinya dilewati.
Istilah yang paling menakutkan ketika main gaple adalah “nenggar cadas!” Gambarannya begini, kalau permainan terjadi gapleh, otomatis semua pemain menghitung kartunya masing-masing. Ketika dihitung, ternyata pemain yang menggaplehkan itu angkanya paling besar. Maka, siap-siap saja ditertawakan oleh tiga pemain lain. Bagaimana tidak ditertawakan, dia yang menyudahi permainan, tapi dia yang kalah. Goblok banget.
Nah, kalau tidak terjadi gapleh, maka istilah “sapat!” ini bakal kalian dengar. Istilah “sapat!” diucapkan oleh pemain yang kartunya habis lebih dulu. Sehingga, kalau terjadi “sapat!” maka otomatis diadakan lah perhitungan kartu. Yang kartunya dihitung, hanya tiga pemain saja. Perhitungannya, dari tiga pemain itu ketika kartunya ditotalkan memperoleh angka tinggi, maka dia yang kalah. Dan siap-siap saja mengocok kartu di permainan selanjutnya.
Bagi pemain yang sudah “sapat!” maka di permainan selanjutnya akan mengeluarkan kartu lebih dulu. Biasanya kartu yang dikeluarkan kartu balak. Paling balak lima dulu kalau kebetulan mempunyai balak lima.
Istilah “balikan deui” yang berarti ulangi lagi diucapkan ketika kartu yang kita terima balaknya ada lima kartu. Langsung saja melakukan pengocokan ulang.
Istilah “kolotan” hampir sama dengan istilah “buntutan”. Tujuannya untuk mempercepat terjadi gapleh. Ketika orang Sunda bilang, “Sok eta kartuna kolotan” kita harus peka menghitung angka mana yang harus digaplehkan.
Istilah “ngoraan” ini kebalikannya dari istilah “kolotan”. Tujuannya untuk memperlambat terjadi gapleh. Biasanya pemain yang ngomong “ngoraan euy” adalah pemain cupu. Takut kalah diaaa~
Itulah istilah-istilah main gaple orang Sunda. Hati-hati, NENGGAR CADAS!1!1!
BACA JUGA Permainan Kartu Uno yang Seharusnya Menjadi Dasar dalam Latihan Sepak Bola dan tulisan Muhammad Ridwansyah lainnya.
Terakhir diperbarui pada 16 November 2020 oleh Audian Laili
SUKABUMIUPDATE.com - Pepeling Sunda untuk anak lelaki diartikan sebagai hikmah atau pepatah tentang mengarungi kehidupannya di masa depan. Pepatah Sunda Kolot Baheula (orang tua zaman dulu) ini menggunakan bahasa Sunda.
Bukan hanya kolot baheula, tetapi orang tua masa kini pun mempunyai kewajiban yang sama, mengingat laki-laki kerap digambarkan sebagai sosok yang akan memegang banyak tanggung jawab hingga dewasa. Ya, lelaki seringkali dituntut sebagai sosok sempurna serta harus selalu terlihat tangguh dan kuat.
Inti pepeling sunda adalah pesan tersirat orang tua sebagai pengingat anak cucunya untuk berbuat benar dan tak berbuat salah. Tujuan pepeling sunda tak lain agar kehidupan berjalan seimbang, selamat dunia dan akhirat.
Baca Juga: Sopir Truk Dicari, Polisi Jelaskan Luka Pemotor Tewas di Jembatan Pamuruyan Sukabumi
Maka dari itu untuk para orang tua yang memiliki anak laki-laki, berikut contoh pepeling atau papatah kolot keur budak lalaki dan artinya, seperti dikutip via sundapedia.com!
- Jalu, kasép jimat awaking! Pék regepkeun ku hidep, bapa rék méré pépéling.
Artinya : Anakku! Dengarkan olehmu, ayah akan memberi nasihat.
- Hirup kudu akur. Boh jeung dulur boh jeung batur, ulah pagiri-giri calik pagirang-girang tampian, teu meunang sirik pidik jail kaniaya ka sasama. Angguran kudu silih talingakeun, silih asah, silih asih, jeung silih asuh.
Artinya : Hidup harus rukun. Baik dengan saudara maupun orang lain, jangan berlomba duduk di tempat paling tinggi mandi paling hulu (berlomba dalam hal rejeki dan kedudukan agar lebih tinggi), tidak boleh iri dan jahil ke sesama. Sebaiknya harus saling perhatikan, saling menjaga, dan mengasihi.
- Jalu! hidep téh anak lalaki, sajaba ti jadi pamingpin keur diri téh bakal mingpin kulawarga. Sing jadi lalaki sajati anu pinuh ku pangarti, luhung ku elmu jembar ku pangabisa, landung kandungan laér aisan, leuleus jeujeur liat tali tur daék nulung kanu butuh nalang kanu susah.
Artinya: Nak! Kamu anak laki-laki, selain jadi pemimpin buat diri sendiri juga akan memimpin keluarga. Jadilah lelaki sejati yang berilmu tinggi, bijaksana, dan suka menolong sesama yang membutuhkan.
- Sing wanian ngan teu meunang wawanianan. Sing hideng ngan ulah hihidenganan. Kudu daék ngéléhan tapi lain harti éléhan.
Artinya: Harus jadi pemberani tapi tak boleh melanggar norma dan aturan. Harus rajin dan tidak boleh sok tahu. Harus mau mengalah tapi bukan berarti kalah.
- Jalu! Indung tunggul rahayu bapa tangkal darajat. Ku bapa jeung ema moal burung diduakeun, sing jadi jalma nu guna pikeun balaréa, agama, katut nagara.
Artinya: Nak! Keselamatan dan kebahagiaan anak tergantung pada ridho ibu dan bapak. Ayah dan ibu akan selalu mendo’akan, semoga jadi orang yang berguna buat orang lain, agama, dan negara.
- Ngan kadé, di mana hidep nanjung, hurung nangtung siang leumpang, luhur kuda gedé dunya, tong adigung adiguna, asa aing uyah kidul.
Artinya: Tapi ingat, kalau kamu sukses, kaya raya serba punya, jangan sombong atau merasa diri lebih unggul dari yang lain.
- Poma ka indung ulah culangung. Komo deui ari nepika ngababukeun mah, teu meunang pisan. Ku bapa kanyahoan pisan, kanyaahna ema ka hidep téh leuwih ti naon. Dinangna dinéngné, kawas nanggeuy endog kokonéngna.
Artinya: Jangan sekali-kali congkak pada ibumu. Apalagi sampai menjadikannya babu, sangat tidak boleh. Ayah sangat tahu, kasih sayang ibu ke kamu melebihi apa pun. Sangat dijaga dengan hati-hati.
Baca Juga: Richard Eliezer Divonis 1 Tahun 6 Bulan Atas Kasus Pembunuhan Brigadir J
- Ceuk paribasana belaan dug hulu pet nyawa bakating ku sieun hidep sangsara jeung tunggara. Teu sirikna unggal peuting jumerit muntang tulung ka Nu Maha Agung sangkan hidep jadi jalma anu mangpaat, luhur harkat gedé darajat.
Artinya: Banting tulang karena takut kamu sengsara. Tiap malam menjerit pada Tuhan Yang Maha Besar agar kamu jadi orang yang bermanfaat dan tinggi derajat.
- Peupeuriheun bapa bodo, atuh hidep mah ulah. Sabab geuning hirup bodo jeung sangsara téh kieu karasana jang!
Artinya: Jangan jadi orang bodoh seperti ayah. Sebab ternyata hidup jadi orang bodoh dan sengsara itu begini rasanya (menyakitkan) nak!
- Ku ema jeung bapa hidep sok rajeun digeunggeureuhkeun lain geuluh lain ngewa, ngan bakating ku deudeuh sangkan anak teu tijalikeuh. Remen dicarékan téh lain bosen miara tapi sangkan hidep teu carékeun.
Artinya: Oleh ibu dan ayah kamu sesekali dimarahi bukan benci, tetapi karena sangat sayang agar kamu tidak salah langkah. Sering dimarahi bukan bosan mengurus tapi agar kamu tidak dimarahi orang lain.
- Keur leutik hidep lucu taya nu nuruban. Bapa peupeujeuh, beuki gedé téh kudu beuki soleh lain beuki salah. Beuki luhur sakola téh sing beuki nyakola.
Artinya: Waktu kecil kamu sangat lucu. Bapak berpesan, semakin dewasa harus semakin sholeh jangan semakin salah. Semakin tinggi sekolah harus semakin berpendidikan.
- Tingkah polah sing merenah, nyieun tindakan kudu dibeuweung diutahkeun, ulah gereges gedebug getas harupateun.
Artinya: Perilaku harus benar, berbuat harus dipikirkan matang-matang, jangan tergesa-gesa.
- Urang sing bisa ngarumasakeun manéh, hirup batan sakieu. Lieuk euweuh ragap taya. Ngan sanajan lubak libuk loba harta bru di juru bro di panto ngalayah di tengah imah ogé tong poho kana purwadaksi. Sing inget, yén sajaba ti bakal bilatungan téh manusa mah bakal balitungan.
Artinya: Kita harus tahu diri, hidup begini adanya. Serba terbatas. Tetapi meski pun punya banyak harta jangan lupa diri. Ingatlah, selain jasadnya akan dimakan belatung, manusia itu akan amalnya akan dipertanggungjawabkan.
- Hidep salawasna kudu éling ka Pangéran anu ngusik malikkeun urang.
Artinya: Kamu harus selalu ingat pada Tuhan yang mengurus hidup kita.
Sumber: sundapedia.com